Sabtu, 05 Februari 2022

Ekspor Indonesia ke Timor Leste Naik 29%


Kupang, Voice News.id - Total nilai ekspor di wilayah perbatasan NTT - Timor -Leste meningkat sepanjang tahun 2019 mencapai Rp 26,39 M atau meningkat 29% dibandingkan dengan tahun 2018.

Demikian dikatakan Mentan  Syahrul Yasin Limpo (SYK) saat membuka ekspor komoditi pertanian NTT secara langsung dari Kota Kupang, Sabtu (14/12/19) pagi tadi.

"Total nilai ekspor di wilayah perbatasan ini meningkat sepanjang tahun 2019 mencapai Rp 26,39 M atau meningkat 29% dibandingkan dengan tahun 2018," ujarnya.

 

Menurut SYL, secara geografis provinsi Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste masih berada dalam pulau yang sama. Penduduknya pun masih memiliki rumpun yang sama. Hal ini merupakan potensi tersendiri bagi komoditas pertanian asal NTT untuk dapat masuk dan menjadi pemasok bahan pangan masyarakat Timor Leste.

"Daripada mereka impor dari negara tetangga lainnya. Pemenuhan kebutuhan pangan dari NTT pasti jauh lebih efisien karena hanya melewati pintu perbatasan saja. Potensi ini yang harus ditangkap para eksportir agar dapat meningkatkan ekspor di wilayah perbatasan ini," jelas Mentan.

Ia juga menjelaskan bahwa data IQFAST wilayah kerja Karantina Pertanian Kupang mencatat ditahun 2019, kebutuhan pangan masyarakat Timor Leste yang didatangkan dari NTT adalah kedelai, kacang tanah, kacang hijau, jagung, beras mencapai 10 ton. Bawang merah, bombai, bawang putih, buah dan sayuran segar yang mencapai 124 ton. Ditambah lada, ketumbar, pinang, sirih sebanyak 10 ton.

Kemudian dari sektor peternakan ada juga pakan ternak, suplemen/obat hewan, DOC, daging olahan dan hewan adat. Sektor non pertanian, kehutanan dan perikanan, seperti meubel jati, kayu albasiah, rumput laut/chips.


Senada dengan Mentan SYL, Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat menyadari potensi ekspor komoditas pertanian NTT sangat besar. Pihaknya akan melakukan terobosan agar komoditas pertanian di wilayah kerjanya tidak hanya dapat di ekspor langsung ke NTT tapi juga dapat ekspor langsung ke mancanegara.

SYL menekankan pentingnya pengawasan hama/penyakit di perbatasan Timor Leste - NTT.

"Selain mengawal agar program GRATIEKS (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor) tercapai, saya berpesan kepada teman-teman karantina pertanian jangan lengah menjaga pintu-pintu perbatasan. Pastikan tidak ada hama penyakit hewan maupun tumbuhan yang keluar dan masuk ke Indonesia kemudian menyebar dan dapat mengancam merugikan petani kita," pungkas SYL. (cn/kementan)

 

Share:

0 comments:

KASUS VINA TERBONGKAR

IKLAN BANNER

GALERY BUDAYA SUMBA

Label

PANORAMA PANTAI LAMALERA

BERITA TERBARU

GALERY BUDAYA MASYARAKAT SABU