Presiden Joko Widodo membuka
secara resmi Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul
Ulama (NU) 1445 H/2023 M yang digelar di Pondok Pesantren Al-Hamid, Jakarta,
pada Senin, 18 September 2023. Foto: BPMI Setpres/Rusman
“Saya setuju dan mendukung
apa yang sedang dan akan dilakukan oleh PBNU. Digitalisasi bisa masuk sebagai
pintu masuknya untuk mengonsolidasikan kekuatan NU, baik yang ada di dalam
negeri maupun yang berada di luar negeri,” ujar Presiden Jokowi.
Menurut Presiden, NU
memiliki kekuatan yang luar biasa dari sisi anggotanya yang sangat banyak dan
tersebar di seluruh tanah air hingga di berbagai negara. Kekuatan besar
tersebut perlu dikonsolidasi, diorganisasi, dan ditingkatkan kualitasnya dalam
berbagai bidang, baik bidang sosial, agama, kemanusiaan, hingga bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, profesional, dan kewirausahaan.
Lebih lanjut, Presiden
Jokowi juga menyebut bahwa pemerintah menyambut baik inisiatif PBNU membentuk
GKMNU (Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama). Inisiatif tersebut dinilai
sangat penting untuk meningkatkan kualitas keluarga Indonesia, terutama untuk
para nahdliyin di level akar rumput.
Di sisi lain, banyak sekali
juga nahdliyin muda yang sedang kuliah di luar negeri dan menimba berbagai ilmu
pengetahuan baru seperti belajar tentang kecerdasan buatan, tanpa kehilangan
jati dirinya sebagai muslim dan nahdliyin. Presiden Jokowi menyebut hal itu
sebagai kekuatan besar NU untuk menyongsong masa depan sekaligus bagian dari
solusi untuk meningkatkan kesejahteraan umat.
“Hal ini merupakan kekuatan
besar NU untuk menyongsong masa depan. Mereka-mereka ini harus dihubungkan
dengan umat di akar rumput, mereka harus menjadi bagian solusi bagi nahdliyin
di akar rumput dan menyejahterakan umat,” ungkapnya.
Menurut Presiden Jokowi,
selain membantu memperbaiki cara kerja organisasi, digitalisasi juga akan
menghubungkan para nahdliyin di seluruh dunia untuk saling berbagi komitmen,
saling bekerja sama, bersama meningkatkan kualitas diri, bersama-sama mencari
solusi untuk NKRI dan kesejahteraan umat.
Di samping itu, pemerintah
juga mendukung peningkatan kualitas pendidikan di NU, salah satu contohnya
yaitu Universitas NU (UNU) di Yogyakarta milik PBNU yang gedungnya telah
selesai dibangun. Berikutnya, UNU juga tengah difasilitasi untuk bekerja sama
dengan Persatuan Emirat Arab melalui pendirian MBZ School of Future Studies.
“Saya minta agar UNU Yogya
ini bisa menjadi lokomotif yang menarik banyak lembaga pendidikan tinggi NU
untuk belajar ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk bersaing menjadi tenaga
profesional, untuk bersaing menjadi entrepreneur, menjadi wirausaha, dan tetap
berakar kuat kepada ke-NU-annya,” ungkapnya.
Di penghujung sambutannya,
Presiden Jokowi menyebut bahwa tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia masih
sangat banyak dan berat. Namun, Presiden meyakini bahwa bangsa Indonesia akan
dapat memenangi masa depan dengan terus didampingi oleh para ulama.
“Dengan terus didampingi
para ulama, didampingi para kiai, insyaallah bangsa Indonesia bisa memenangi
masa depan, bisa mewujudkan Indonesia Emas, dan bisa menjadi negeri yang
baldatun thoyyibatun warabbun ghafur,” tandasnya.
Turut hadir dalam acara
tersebut adalah istri Presiden ke-4 RI Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Ketua
DPR Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Mahfud Md, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Pertahanan Prabowo
Subianto, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Sekretaris Negara
Pratikno, Menteri PAN RB Abdullah Azwar Anas, Menteri BUMN Erick Thohir,
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.
(Zam/vn)
(BPMI Setpres)
0 comments:
Posting Komentar