Kupang, Voice News.Id - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (ADPRD) Kabupaten Kupang, YS mengaku dijebak dan diperalat oleh SM dan isterinya, oknum Bendahara Desa, Rebeka, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang. Tujuannya untuk memfitnah dan menghancurkan reputasi politiknya menjelang pemilihan legislative 2024.
Demikian dikatakan YS melalui rilis yang diberikannya saat dikonfirmasi terkait beredarnya video dan berita yang menuding dirinya terlibat dalam mafia kasus untuk membebaskan Kepala Desa Rebeka, AYB (yang ditangkap Polres Kupang dalam kasus ijazah palsu namun telah ditangguhkan penahanannya oleh Polres Kupang, red).
“Saya dijebak dan diperalat oleh SM dan isterinya. Saya akan lapor mereka ke polisi karena ini mencemarkan nama baik dan reputasi politik saya. Biar supaya masalah ini menjadi terang dan jelas. Siapa dalang dibalik ini semua,” tandasnya.
Menurut YS, saat ia memasuki ruang fraksinya, ia melihat suami-isteri tersebut tapi tidak pernah melihat ada uang yang diletakkan di atas mejanya kerjanya. “Dari video itu, ada sejumlah uang (sekitar Rp 2 juta, red) yang diletakkan di atas meja saya saat saya belum dan di ruangan fraksi atau duduk di kursi/meja kerja saya di ruang fraksi. Itu video hasil editan. Saya tidak pernah lihat uang itu,” tegas YS.
Ia menjelaskan, jumlah uang yang ada dalam video tersebut juga hanya sedikit. “Tidak mungkin uang yang di atas meja tersebut jumlahnya mencapai Rp 20 juta. Saya tidak pernah lihat ada uang di atas meja tersebut. Apalagi itu di ruang fraksi, tempat terbuka. Lalu uang yang ada dalam video tersebut hanya sedikit. Tidak mungkin sampai Rp 20 juta. Saya tidak pernah terima uang itu,” bantah YS.
Ia merasa ada yang aneh dalam video tersebut. “Kok ada orang yang mau minta tolong kepada saya tapi pamer-pamer uang? Ini Namanya menjebak. Saya sangat yakin, itu 2 vidio yang diambil di saat yang berbeda, tapi diedit seolah-olah hanya satu video,” tandasnya.
Ia mempertanyakan, mengapa ada uang yang sengaja diletakkan dan dipamerkan di atas meja dan di buat vidionya saat ia belum ada/belum duduk di kursinya. “Aneh sekali khan? Coba perhatikan vidionya. Kenapa saat saya ada, uangnya tidak ada lagi. Vidio itu hasil editan. Kenapa dalam video itu tidak ada gambar saat saya ambil atau pegang uang yang diletakkan diatas meja?” beber YS.
YS mengakui, bahwa saat pertemuan tersebut ia hanya disodorka amplop coklat yang kata pasangan suami-isteri tersebut berisi uang Rp 20 juta. “Saya hanya disodorkan amplop yang katanya berisi uang lalu saya isi di map tapi saya sodorkan kembali. Tapi saya tidak lihat wujud uang itu terdiri dari uang Rp 100 ribu atau Rp 50 ribu, saya tidak tahu. Itu bisa dilihat dalam video tersebut. Saya tidak terima uang itu,” katanya.
Ia menjelaskan, niatnya hanya ingin membantu tidak ada kepentingan lain. “Menyangkut uang, itu urusan mereka. Kasih atau tidak itu urusan mereka. Saya hanya bantu untuk bicara tapi soal uang saya tidak campur. Saya dijebak, diperalat dan difitnah. Saya akan tuntut mereka,” tegasnya.
YS mengaku teledor dan masuk dalam jebakan suami-isteri tersebut. “Saya merasa dijebak dan diperalat oleh suami isteri yang datang minta tolong kepada saya. Saya sendiri tidak kenal mereka. Tapi mereka yang menghubungi saya dan mengaku sebagai keluarga. Saya tidak tahu apa tujuan mereka menjebak saya. Tapi saya yakn ada dalang dibalik ini semua,” ungkapnya.
Menurut YS, ia tidak punya kepentingan politik di balik kasus ijazah palsu Kades Rabeka. “Karena Desa Rebeka bukan Dapil (Daerah Pemilihan, red) saya. Saya juga tidak kenal Kades yang terkena kasus pemalsuan ijazah,” bebernya.
Yang membuat ia heran, yang mendatanginya saat itu bukan isteri kepala desa Rabeka. “Yang datang minta tolong kepada saya bendahara desa dan suaminya. Saya sempat tanya, dimana isterinya karena isterinya yang harus menjadi jaminan di Polres?” jelasnya.
Karena itu, lanjut YS, ia akan lapor polisi agar diusut motifnya. “Saya yakin ada dalangnya dibalik ini semua. Saya akan lapor polisi untuk ungkap semua itu,” tegasnya.
Karena, kata YS, mungkin saja ada pihak yang sengaja memanfaatkan pasangan suami-isteri tersebut untuk menghancurkan nama baik dan karier politiknya. “Mungkin saja punya motif politik untuk menghancurkan nama baik saya dan Pak Kasatreskrim. Saya akan melaporkan mereka ke polisi supaya masalah ini menjadi terang dan jelas. Supaya polisi dapat mengungkap motif, tujuan dan dalam dibalik kejadian tersebut,” tandasnya. (***tim)
0 comments:
Posting Komentar