• DAERAH

    Masyarakat diminta hati-hati dan waspada adalah agar jangan terlibat dalam politik

  • NASIONAL

    Rael Count KPU RI Hasil Hituang Suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, sampai tanggal 19 Februari pukul 20.15 WIB

  • NASIONAL

    Real Count KPU RI Hasil Hitung Suara Legislatif DPR RI 2024, sampai tanggal 19 Februari 2024 pukul 20:00 WIB

  • PENDIDIKAN

    Demikian dikatakan Kepala SMPK Sta. Familia, Sikumana – Kota Kupang, Sr. Maria Regina Manis, PRR kepada wartawan

  • PENDIDIKAN

    Linus Lusi, mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI yang telah melakukan kegiatan ini

Jumat, 13 Oktober 2023

Pembangunan Jembatan Kembar ‘Merah Putih’ Liliba Diawali Dengan Doa Bersama

Posr Bersama Penjabat Walikota Kupang, Fahrensi Funay dan Para Undangan Foto: Fian Selan)

Kupang, Voice News.Id - Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) NTT dan Kontraktor Pelaksana PT. Dewanto Citra Pratama menggelar acara Doa Bersama untuk memgawali pembangunan Jembatan Kembar ‘Merah Putih’ Liliba di Kota Kupang, NTT pada Kamis (12/10/23).

Seperti disaksikan tim media ini, ratusan orang menghadiri acara yang berlangsung di sisi timur Jembatan Liliba. Acara Doa Bersama yang berlangsung khidmat tersebut, dipimpin 3 tokoh agama, yakni Ustad Muhammad Ramli Nurawi, Rm. Yasintus Efi, PR dan Pdt. Sepy M. Hawu, S.Th. 

Dalam doanya, ketiga tokoh agama tersebut mendoakan agar pelaksanaan Pembangunan Jembatan Kembar ‘Merah Putih’ Liliba dapat berjalan lancar sehingga dapat berguna bagi Masyarakat Kota Kupang khususnya, dan Masyarakat NTT pada umumnya.

Dalam acara yang berlangsung sederhana tersebut, hadir Penjabat Walikota Kupang, Fahrensi Funay dan jajaran pimpinan serta staf Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Kupang. Hadir juga Wakapolres Kupang Kota, para undangan, pimpinan dan staf BPJN NTT, serta jajaran Pimpinan PT. Dewanto Citra Pratama, Melkianus Lubalu.

Kepala BPJN NTT, Agustinus Junianto dalam sambutannya pada kesempatan itu, meminta dukungan dan kerja sama dari Pemerintah Kota Kupang, Polres Kupang Kota, Dinas Perhubungan Kota dan Pol PP serta semua unsur terkait agar pelaksanaan Pembangunan Jembatan Kembar ‘Merah Putih’ Liliba dapat berjalan lancar.

“Kita harap dengan dukungan dan kerjasama yang baik antar semua unsur terkait maka pekerjaan Pembangunan Jembatan Kembar ‘Merah Putih’ Liliba ini dapat berjalan lancar dan dapat diresmikan pada tanggal 17 Agustus 2023 nanti oleh Presiden Jokowi,” harap Kabalai PJN NTT yang akrab di sapa Junto.

Sementara itu, Melkianus Lubalu yang ditemui disela-sela acara tersebut mengatakan, pihaknya mengharapkan dukungan dari Masyarakat setempat dan Kota Kupang pada umumnya demi kelancaran Pembangunan Jembatan Kembar ‘Merah Putih’ Liliba.

“Kami akan memberikan yang terbaik bagi Masyarakat Kota Kupang dan NTT pada umumnya. Kami upayakan untuk bisa selesai dan diresmikan Presiden Jokowi sebelum beliau mengakhiri masa jabatannya,” harap kontraktor yang akrab disapa Ongko Ming. 

Disaksikan tim media ini, pekerjaan pembersihan lokasi telah dilakukan. Titik Lokasi Pembangunan jembatan tampak telah dibersihkan. Begitu pula lokasi base camp yang menjadi tempat acara Doa Bersama tersebut dilangsungkan, telah dibersihkan oleh kontraktor pelaksana.

Jalan menuju dasar Kali Liliba juga telah dibangun. Jalan tersebut melinggar dari punggung bukit di sisi timur (tempat base camp, red) menuju dasar Kali Liliba (sisi barat Jembatan Liliba, red) yang akan menjadi titik bore phile untuk 2 tiang pancang tengah Jembatan Kembar ‘Merah Putih’ Liliba.

Seperti diberitakan sebelumnya, Penandatangan kontrak Pembangunan Jembatan Kembar ‘Merah Putih’ telah dilakukan pada tanggal 27 September 2023. Acara tersebut disaksikan Kepala PJN NTT, Agustinus Junianto (dan jajarannya, red), Sekda NTT, Kosmas D. Lana, Penjabat Walikota Kupang, Fahrensy Funay (dan jajarannya, red) dan para undangan lainnya.

Konstruksi Jembatan Kembar ‘Merah Putih Liliba tersebut berbeda dengan Jembatan Liliba I. Konstruksi Jembatan Kembar “Merah Putih’ Liliba menggunakan 4 tiang pancang dengan system bore phile. Selain 2 tiang pancang di kedua sisi kali, jembatan yang akan dibangun ini mempunyai 2 tiang pancang di tengah kali. Sedangkan Jembatan Liliba I hanya memiliki 1 tiang pancang tengah. (ian/ace/nus)

Share:

Sabtu, 30 September 2023

Jembatan Kembar Merah Putih Liliba Dibangun Setelah 12 Tahun Dinantikan

 


Kota Kupang, Voice News Id– Jembatan Kembar Merah Putih Liliba Kota Kupang akhirnya mulai dibangun setelah diperjuangkan dan dinantikan pembangunannya selama 12 tahun oleh masyarakat Kita Kupang. BPJN (Balai Pelaksana Jalan Nasional) NTT telah memulai Pembangunan jembatan tersebut  dengan penandatanganan kontrak kerja antara PPK 1.1 BPJN NTT dengan kontraktor Pelaksana pada Rabu (27/9/23) di Aula Serbaguna BPJN NTT.

Kepala BPJN NTT, Agustinus Junianto dalam sambutanya saat penandatanganan Kontrak Duplikasi Jembatan Liliba oleh PPK 1.1 BPJN NTT dan Paket Pengawasan Teknik Duplikasi Jembatan Liliba mengatakan hal itu dalam sambutannya dalam acara penandatanganan kontrak pembangunan jembatan tersebut.

“Pada tahun 2012 Pemerintah Provinsi Nusa Tengara Timur mengusulkan pengerjaan Jembatan Kembar Liliba melalui Balai Jalan Nasional untuk mengurai kemacetan lalu lintas yang terjadi belasan tahun terakhir. Namun saat itu terkendala dengan anggaran dan lahan sehingga tidak terealisasi. Namun hari ini, kita saksikan momen penandatanganan kontrak pengerjaan Jembatan Liliba Dua dan yang disaksikan oleh Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Kota dan kita semua,” jelas Junianto.

Menurut Kabalai BPJN NTT, mulai dikerjakannya Jembatan Kembar Liliba melewati proses yang panjang. Proyek tersebut sudah diusulkan sejak tahun 2012, namun tidak terealisasi hingga ditahun 2023 ini.

“Di tahun 2016 BPJN NTT kembali mengajukan permohonan pengerjaan proyek jembatan kembar Liliba, namun saat itu masih terkendala lagi dengan dana. Daerah lain di Indonesia saat itu menjadi fokus perhatian, sehingga usulan kita belum terjawab,” beber Junianto.

Tahun 2017, lanjut Kabalai Junianto, BPJN kembali mencoba mengusulkan dengan fokus saat itu pembebasan lahan, dan itu berlangsung hingga tahun 2018. Ditahun 2020 dari Direktorat Pembangunan Jembatan Kementerian PUPR turun melakukan survey dan menemukan masih memenuhi syarat untuk, sehingga pengerjaan jembatan kembar Liliba dipending.

Baru di tahun 2021, kata Junianto, BPJN NTT mengusulkan lagi proyek tersebut namun masih mengalami kendala yang sama. “ Baru ditahun 2022 kita usulkan lagi dan diterima, sehingga kita lengkapi semua kelengkapan administrasi yang diminta. Dan hari ini kita ikuti proses penandatanganan kontrak,” sebutnya.

Junianto menjelaskan, bahwa kontrak kerja untuk proyek tersebut bernilai Rp 72.413.655.000 (tujuh puluh dua miliar empat ratus tiga belas juta enam ratus lima puluh lima ribu rupiah) yang sifatnya multi years dengan masa pelaksanaan 360 hari kalender hingga September 2024 mendatang.

Perhubungan untuk mengatur rekayasa lalu lintas, serta Satuan Polisi Pamong Praja untuk mengamankan lokasi serta menegakkan perda jika masih ada upaya untuk menghambat pekerjaan jembatan kembar Liliba.

Acara penandatangan kontrak duplikasi Jembatan Liliba oleh PPK 1.1 Provinsi NTT dan paket pengawasan teknik duplikasi Jembatan Liliba oleh PPK Pengawasan, turut disaksikan langsung oleh pejabat struktural di lingkungan BPJN NTT, para Kasatker dan PPK di lingkungan BPJN NTT, serta para penyedia jasa.

Hadir dalam acara tersebut, Sekda BTT, Cosmas D. Lana, SH, M.Si mewakili Penjabat Gubernur NTT. Sementara para pejabat yang turut mendampingi Pj. Walikota Kupang, antara lain Plt. Kepala Dinas PUPR Kota Kupang, Maxi Dethan,ST, M.SI, Kepala Dinas Perhubungan Kota Kupang, Bernadinus Mere, AP, M.Si dan Kasat Pol PP Kota Kupang, Rudy Abubakar, S.Sos, M.Si. (sf/tim)

Share:

Kamis, 21 September 2023

Rapat Teknis Pelestarian Warisan Budaya Ditutup ‘Lahirkan Catatan dan Rekomendasi’

 

Kupang, Voicenews - Rapat Teknis Pelestarian Warisan Budaya, ditutup dengan resmi oleh Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XVI NTT, I Made Dharma Suteja, S.S., M.Si, pada, Kamis (21/09/2023). Kegiatan ini dilaksanakan sejak tanggal 19 hingga tanggal 21 September, bertempat di Hotel Harper Kota Kupang.

Mengawali sambutan penutupannya, I Made Dharma Suteja, mengatakan, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur bersyukur karena dapat bertemu, bersilaturahmi, berdiskusi melaksanakan rapat koordinasi Bersama pimpinan maupun perwakilan dari OPD Kebudayaan serta OPD Bidang Pembangunan Daerah dari Provinsi Nusa Tenggara Timur dan 22 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

I Made Dharma, mengatakan, berdasarkan diskusi-diskusi yang terjadi dalam Rapat Tekinis tersebut, maka lahirnya beberapa catatan rekomendasi dan kesimpulan penting yang tentunya perlu diketahui bersama, yaitu :

1. Perlu adanya sinergi dan kolaborasi kerja, antara Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur dengan OPD Kebudayaan di setiap daerah. Sinergi dan kolaborasi kerja ini harus memperhatikan 3 hal yang disampaikan oleh Bapak Sekretaris Direktorat jenderal Kebudayaan, Fitra Arda, yaitu:

     a.Prinsip pengarusutamaan kebudayaan, dengan menjadikan kebudayaan sebagai salah     satu sektor  utama dalam pembangunan.

  b.Prinsip menjadikan masyarakat sebagai pusat kebudayaan, karena masyarakat    merupakan pelaku budaya, sedangkan pemerintah hanyalah sebagai fasilitator.

     c.Prinsip penguatan ekosistem budaya yang berkelanjutan.

2. Rencana Kerja OPD Kebudayaan perlu mengacu kepada indikator Pembangunan  bidang kebudayaan yang dibuat oleh Bappeda/Bappelitbang.

3. Perlu sinkronisasi antara dokumen PPKD dengan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), sehingga PPKD dapat memberi warna terhadap Pembangunan di masing-masing daerah.

4. Perlu adanya program yang memperhatikaan kekhasan NTT dalam perencanaan pembangunan kebudayaan secara nasional, sebagai contoh memanfaatkan adanya Rumah Pengasingan Bung Karno, untuk mempromosikan Kota Ende sebagai kota Pancasila.

5. DAPOBUD merupakan salah satu indicator dalam menentukan Indeks Pembangunan Kebduayaan Daerah. Tentunya data di dalam DAPOBUD perlu selalu dimutakhirkan. Maka dari itu, informasi-informasi terkait OPK baru maupun CB/ODCB baru sebaiknya diupdate di dalam DAPOBUD.

“Itulah beberapa catatan rekomendasi  yang kami simpulkan dari hasil Rapat Teknis Pelestarian Warisan Budaya Nusa Tenggara Timur. Dan semoga dapat menjadi pertimbangan dalam perencanaan Pembangunan bidang kebudayaan di semua daerah yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur,” ucap I Made Dharma Suteja.

Dia mengucapkan, selaku penyelenggara, pihaknya menyampaikan terimakasih kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Bappelitbangda Provinsi Nusa Tenggara Timur, Seluruh Pimpinan OPD Bidang Kebudayaan di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Seluruh Pimpinan OPD Bidang Perencanaan Pembangunan di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.

“Semoga pertemuan ini menjadi berkah terhadap pemajuan kebudayaan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu Memberkati kita semua,” tutur A Made Dharma, seraya menutup kegiatan tersebut dengan resmi. (Nelson/VN)

 

 

Share:

Rabu, 20 September 2023

Sesditjenbud, Fitra Arda, Buka Rapat Teknis Pelestarian Warisan Budaya

 

Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan (Sesditjenbud), Fitra Arda,Saat Membuka Kegiatan Rapat Teknis Pelestarian Warisan Budaya Tingkat Provinsi (Lewat Daring). Foto : Zam WNN

Kupang. Voicenews IdRapat Teknis Pelestarian Warisan Budaya yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT, dilaksanakan di Hotel Harper Kota Kupang, pada, Selasa (19/09/2023). Kegiatan tersebut akan dilangsungkan selama 3 hari yang akan ditutup pada tangga 21 September 2023.

Rapat Teknnis Pelestarian Warisan Budaya ini dibuka secara Daring oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan (Sesditjenbud), Fitra Arda, yang dihadiri oleh  Kasubdit Sosial dan Budaya Dit. SUPD III Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri, Bapak Wahyu Suharto (hadir secara daring), Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Kepala Bappeda Provinsi NTT, Kepala Organisasi Perangkat Dinas yang menangani bidang Kebudayaan di Kabupaten/Kota dalam  Wilayah NTT, Kepala Bappeda di Kabupaten/ Kota di Wilayah NTT, Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan  Provinsi NTT,  Kepala Balai Guru Penggerak  Provinsi NTT, Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTT, Kepala LLDIKTI Wilayah XV Provinsi NTT, Kepala BAN SM dan BAN Paud, Narasumber baik dari kemendagri, setditjenbud, dinas Pendidikan dan kebudayaan maupun Bappeda, Kabid Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. NTT beserta jajarannya, Penggiat Budaya Se Provinsi NTT, Teman teman wartawan Media Elektronik.

Dalam sambutan pembukaannya, Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, Fitra Arda, menyampaikan salam hormat dan terimakasih banyak kepada semua yang hadir dalam acara pembukaan ini.

Fitra Arda, menjelaskan, Dalam UU Pemajuan Kebudayaan menggariskan empat langkah strategis dalam memajukan kebudayaan: pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan. Setiap langkah melayani kebutuhan yang spesifik. Pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan bertujuan memperkuat unsur-unsur dalam ekosistem kebudayaan, sementara pembinaan bertujuan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam ekosistem kebudayaan.

“Untuk mendukung langkah-langkah tersebut sangat dibutuhkan partisipasi masyarakat, hal itu merupakan syarat mutlak dalam perumusan rencana dan upaya pemajuan kebudayaan nasional,” ucap Fitra.

Katanya, keempat langkah tersebut saling terhubung dan tak dapat dipisahkan. Pencapaian setiap langkah mendukung langkah-langkah strategis lainnya. Karena itu, penerapan keempat langkah strategis bukan untuk dilakukan secara berjenjang atau setahap demi setahap, tapi secara bersamaan.

“Hanya melalui penerapan serentak, tujuan UU Pemajuan Kebudayaan atas kepada masyarakat Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan bisa terwujud,” tandasnya

Fitra mengungkapkan, indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) Provinsi NTT tergolong rendah, berada di urutan ke 6 dari 34 provinsi di Indonesia. Karena itu dia menghimbau semua dinas instansi terkait untuk berkolaborasi dengan Bapeda di daerah masing-masing agar tersedianya anggaran untuk pemajuan kebudayaan di daerah NTT.

Dijelaskan lagi bahwa Indeks Pemajuan Kebudayaan (IPK), didefinisikan sebagai kemampuan suatu kebudayaan dalam mempertahankan dan mengembangkan identitas, pengetahuan, serta praktik budayanya yang relevan yang didukung oleh kondisi sosial dalam masyarakat.

“Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) di Provnisi NTT tahun 2021 berada pada angka 48,18 dan secara nasional berada pada peringkat ke 28 atau urutan enam paling belakang di Indonesia. Oleh karena itu, saya mengajak semua pegiat dan pelaku seni, para budayawan, para guru seni budaya, pihak Dinas dan d instansi terkait, agar  bisa berkolaborasi untuk upaya pemajuan kebudayaan di NTT,” ucap Fitra Arda, dan langsung membuka Kegiatan tersebut dengan resmi.

Sebelum pembukaan acara, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi, S.Pd., M.Pd memberikan sambutan bahwa kehadiran BPK Wilayah XVI di NTT, akan sangat membantu Pemerintah Provinsi NTT dalam usaha memajuakan kebudayaan. Karena itu, atas nama Pemerintah Provinsi, dia menyampaikan terimakasih banyak kepada BPK XVI, Setditjen Kebudayaan, Fitra Arda, yang sudi melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk melindungi, menggali, mengemba ngkan dan melestarikan kebudayaan masyarakat NTT menjadi kekayaan nasional.

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi, S.Pd., M.Pd, saat memberikan sambutan. Foto : Zam TGD.

“Semoga lewat Rapat Teknis Pelestarian Warisan Budaya ini, bisa melahirkan pokok-pokok pikiran yang cerdas serta rencana-rencana strategis untuk upaya pemajuan kebudayaan di Provinsi Nusa Tenggara Timur,”tuturnya.

Dalam laporannya sebagai pihak penyelenggara, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT, I Made Dharma Suteja,S.S.,M.Si, menjelaskan dasar utama pihaknya melakukan kegiatan itu, karena Provinsi NTT miliki beragam etnis dan budaya yang tersebar di 22 kabupaten kota, sehingga Balai Pelestarian Kebudayaan XVI NTT,  memerlukan koordinasi dengan stakeholder terkait di daerah, supaya terjadi sinkronisasi yang baik antara pusat dengan daerah, maka perlu diselenggarakan kegiatan berskala regional, yang mampu memayungi koordinasi antara dinas yang mengampu bidang  kebudayaan di daerah kabupaten dan provinsi dengan pihak BPK.

“Tema pada Rapat Teknis Pelestarian Warisan Budaya pada tahun 2023 ini adalah Sinergisitas Program Menuju Pemajuan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur Yang Berkelanjutan,” ungkap Imade Dhrama Suteja.

Kata I Made Dharma, ada beberapa hal penting yang dibahas dalam kegiatan tersebut, yakni Pokok Pokok Kebudayaan Daerah (PPKD), Data Pokok Kebudayaan (Dapobud), Cagar Budaya, Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK), Warisan Budaya Takbenda (WBTB). Ini sekaligus menjadi catatan bagi Bapedda/Bapelitbang bahwa kabupaten/kota belum memiliki akun DAPOBUD, PPKD belum sesuai format sehingga harus dimutakhirkan, bahkan belum terbentuknya Team Ahli Cagar Budaya  di Kabupaten kota, serta minimnya pencatatan serta penetapan Warisan Budaya Takbenda pertahun di Provinsi NTT, dimana tahun 2023 hanya ditetapkan 2 (dua) WBTB Indonesia yakni Kfui (dari Kabupaten Belu) dan Sbobano (dari Kabupaten Timor Tengah Selatan), yang notabene NTT kaya akan khazanah budayanya.

“Untuk  itulah kami mengundang juga Bappeda, karena kebudayaan tidak hanya harus disuport dengan doa tetapi juga dengan kebijakan, khususnya penganggaran,” ujarnya.

Dia mengatakan, sejalan dengan hal tersebut dan dilihat dari potensi budaya yang ada diwilayah kerja,  masih sangat banyak mata budaya yang bisa diangkat dan ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda Indonesia.Objek Diduga Cagar Budaya menjadi Cagar Budaya baik peringkat kabupaten kota bahkan bisa peringkat provinsi, bahkan kalau memungkinkan kita ajukan ke UNESCO.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XVI NTT, I Made Dharma Suteja, S.S., M.Si, saat menyampaikan Laporan Penyelenggaraan Kegiatan. Foto : Zam TGD

Namun I Made ingatkan juga kalau kita sekarang sudah memiliki  PPKD dan Strategi kebudayaan nasional, apapun yang akan diangkat menjadi warisan budaya tak benda Indonesia dan Cagar Budaya haruslah sesuai dengan PPKD yang telah ditetapkan.

Terkait dengan berbagai hal yang telah disampaikan di atas, dia berharap semoga lewat Kegiatan Rapat Teknis Pelestarian Warisan Budaya yang dilakukan pihaknya, bisa tercipta koordinasi, serta hubungan kerjasama yang erat dalam membangun, mengembangkan, melestarikan kebudayaan antara pihak UPT BPK Wilayah XVI NTT dengan dinas yang mengampu bidang kebudayaan di daerah, maupun Provinsi NTT.

“Kami memiliki harapan yang besar dengan adanya kegiatan ini terjadi sinkronisasi kegiatan yang baik, sehingga kegiatan kami sebagai UPT Pusat yang berada di daerah tidak tumpang tindih dengan program kerja serta kegiatan teman-teman di dinas,” ucap I Made Dharma Suteja, mengkahiri sambutanya.  

Informasi tambahan yang diperoleh media ini, bahwa sesuai jadwal acara, materi-materi yang akan dipaparkan oleh para nara sumber dalam kegiatan ini adalah :

1.Program Prioritas Direktorat Jendseral Kebudayaan tahun 2024, yang dibawakan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan.

2. Prioritas Penganggaran Kebudayaan dalam RPJMD/Konektivitas PPKD dalam Penyusunan RPJMD, oleh Bina Bangda Kemendagri. 

3. Penyusunan PPKD 2024, oleh Pokja PPKD Sesditjenbud.

4. Pendaftaran dan Registrasi DAPOBUD, oleh Pokja DAPOBUD Sesditjenbud.


5. Penyusunan Perencanaan Pembangunan Bidang Kebudayaan di Provinsi NTT, oleh BAPEDA Provinsi NTT.

6. Program Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT. 

7. Sinkronisasi Program/Kegiatan BPK Wilayah XVI tahun 2024, oleh Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI. (Nelson/vn)




Share:

Selasa, 19 September 2023

Presiden Jokowi Dukung Digitalisasi di NU

 

Presiden Joko Widodo membuka secara resmi Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (NU) 1445 H/2023 M yang digelar di Pondok Pesantren Al-Hamid, Jakarta, pada Senin, 18 September 2023. Foto: BPMI Setpres/Rusman

Kupang, Voicenews.Id - Presiden Joko Widodo membuka secara resmi Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (NU) 1445 H/2023 M yang digelar di Pondok Pesantren Al-Hamid, Jakarta, pada Senin, 18 September 2023. Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mendukung apa yang tengah dilakukan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk meningkatkan kekuatan besar nahdliyin dengan digitalisasi sebagai pintu masuknya.

“Saya setuju dan mendukung apa yang sedang dan akan dilakukan oleh PBNU. Digitalisasi bisa masuk sebagai pintu masuknya untuk mengonsolidasikan kekuatan NU, baik yang ada di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri,” ujar Presiden Jokowi.

Menurut Presiden, NU memiliki kekuatan yang luar biasa dari sisi anggotanya yang sangat banyak dan tersebar di seluruh tanah air hingga di berbagai negara. Kekuatan besar tersebut perlu dikonsolidasi, diorganisasi, dan ditingkatkan kualitasnya dalam berbagai bidang, baik bidang sosial, agama, kemanusiaan, hingga bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, profesional, dan kewirausahaan.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi juga menyebut bahwa pemerintah menyambut baik inisiatif PBNU membentuk GKMNU (Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama). Inisiatif tersebut dinilai sangat penting untuk meningkatkan kualitas keluarga Indonesia, terutama untuk para nahdliyin di level akar rumput.

Di sisi lain, banyak sekali juga nahdliyin muda yang sedang kuliah di luar negeri dan menimba berbagai ilmu pengetahuan baru seperti belajar tentang kecerdasan buatan, tanpa kehilangan jati dirinya sebagai muslim dan nahdliyin. Presiden Jokowi menyebut hal itu sebagai kekuatan besar NU untuk menyongsong masa depan sekaligus bagian dari solusi untuk meningkatkan kesejahteraan umat.

“Hal ini merupakan kekuatan besar NU untuk menyongsong masa depan. Mereka-mereka ini harus dihubungkan dengan umat di akar rumput, mereka harus menjadi bagian solusi bagi nahdliyin di akar rumput dan menyejahterakan umat,” ungkapnya.

Menurut Presiden Jokowi, selain membantu memperbaiki cara kerja organisasi, digitalisasi juga akan menghubungkan para nahdliyin di seluruh dunia untuk saling berbagi komitmen, saling bekerja sama, bersama meningkatkan kualitas diri, bersama-sama mencari solusi untuk NKRI dan kesejahteraan umat.

Di samping itu, pemerintah juga mendukung peningkatan kualitas pendidikan di NU, salah satu contohnya yaitu Universitas NU (UNU) di Yogyakarta milik PBNU yang gedungnya telah selesai dibangun. Berikutnya, UNU juga tengah difasilitasi untuk bekerja sama dengan Persatuan Emirat Arab melalui pendirian MBZ School of Future Studies.

“Saya minta agar UNU Yogya ini bisa menjadi lokomotif yang menarik banyak lembaga pendidikan tinggi NU untuk belajar ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk bersaing menjadi tenaga profesional, untuk bersaing menjadi entrepreneur, menjadi wirausaha, dan tetap berakar kuat kepada ke-NU-annya,” ungkapnya.

Di penghujung sambutannya, Presiden Jokowi menyebut bahwa tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia masih sangat banyak dan berat. Namun, Presiden meyakini bahwa bangsa Indonesia akan dapat memenangi masa depan dengan terus didampingi oleh para ulama.

“Dengan terus didampingi para ulama, didampingi para kiai, insyaallah bangsa Indonesia bisa memenangi masa depan, bisa mewujudkan Indonesia Emas, dan bisa menjadi negeri yang baldatun thoyyibatun warabbun ghafur,” tandasnya.

Turut hadir dalam acara tersebut adalah istri Presiden ke-4 RI Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Ketua DPR Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri PAN RB Abdullah Azwar Anas, Menteri BUMN Erick Thohir, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono. (Zam/vn)

(BPMI Setpres)

Share:

Sanggar Seni Budaya Latasga Helong Laksanakan Pesta Nada dan Genre Musik Timor

 

Kupang, Voinews Id Sanggar Seni Budaya Latasga Helong, yang dipimpin Drs. Sofian Kurniawan, MM, melaksanakan, Festival Pesta Nada dan Genre Musik Timor, di Aula Eltari Kantor Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada, Sabtu (16/09/2023) yang lalu.

Kegiatan ini dibuka oleh, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang diwakili oleh Kabid Promosi, Alfons Ara Kia.

Dalam sambutannya, Kabid Promosi, Alfons Ara Kia, mengatakan, kekayaan budaya di Nusa Tenggara sangat banyak dan dapat dijadikan wisata budaya yang unik dan mempesona. Karena itu Seni Musik Tradisi Timor, adalah potensi yang sangat besar untuk mendukung wisata budaya di NTT.

Dia menyampaikan terimakasih banyak kepada pihak Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK)  Wilayah XVI NTT, yang sudah memberikan Bantuan Pemerintah untuk Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan di NTT.  

“Kami berikan Apresiasi yang tinggi kepada bapak Sofian dan semua anggota Sanggar Seni Budaya Latasga Helong, yang telah melaksanakan kegiatan ini untuk menjaga keunikan khas dari Musik Tradisi Timor, agar terus berkembang dan lestari serta dihargai oleh lapisan masyarakat Indonesia. Semoga cirikhas dan keunikan Musik Tradisi Timor yang diangkat ini dapat menjadi potensi menarik wisatawan manca Negara untuk kemajuan kepariwisataan di NTT,” tuturnya. 

Hadir juga dalam kegiatan tersebut, Kepala balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT, I Made Suteja, S.S., M.Si, didampingi kedua stafnya, Eka Karma dan Yeheskiel, juga Kepala UPTD Taman Budaya Provinsi Nusa Tenggara Timur, Mohadi, Sn., Kepala UPTD Museum Daerah Provinsi NTT, Aplinuksi M.A Asamani, S.Sos, M.Si, bersama Isteri serta para pegiat seni budaya NTT.

Dalam kesempatan memberikan sambutan sekapur sirih, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI, I Made Suteja, S.S., M.Si, mengatakan, sebagai perpanjangan tangan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang berada di daerah NTT, pihaknya sangat mendukung dan  berterimakasih kepada Sanggar Seni Budaya Latasga Helong yang telah beupaya melaksanakan kegiatan tersebut sebagai upaya melestarikan kebudayaan yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

“Kami tentu sangat mendukung upaya komunitas – komunitas Seni Budaya di NTT, yang melakukan kegiatan dengan tujuan  untuk melestarikan  seni tradisi daerah demi kemajuan bangsa dan Negara. Terimakasih banyak kepada pak Sofian dan semua teman-teman panitia, yang telah berusaha hingga kegiatan ini terlaksana dengan baik,” Ucap I Made.

Diakhir sambutan, I Made, meminta maaf kepada Seluruh Anggota Sanggar Latasga Helong, apabila bantuan yang diberikan oleh Pihak BPK Wilayah XVI NTT masih terbatas dan mungkin  belum sesuai dengan harapan. Kedepannya, semoga adanya bantuan-bantuan dari pusat yang lebih memuaskan lagi sehingga pihaknya mampu menyalurkanya untuk komunitas-komunitas seni budaya di NTT yang membutuhkannya.

“Sesuai aturan pusat, pihak kami hanya bisa memberikan bantuan sebagai pemantik awal menggandeng komunitas seni di NTT untuk bersama membangun budaya daerah. Barangkali di tahun-tahun mendatang ada bantuan yang lebih memuaskan lagi yang bisa disalurkan kepada para komunitas seni budaya di NTT. Terimakasih banyak dan hormat kepada Komunitas Seni Budaya yang jauh-jauh dari TTS dan Sikka yang sudah berkenan datang mempertunjukan Musik Tradisi Timor ini,”Ucapnya mengakhiri sambutan sekapur sirih tersebut.

Sementara itu, Ketua Panitia, Drs. Sofian Kurniawan, MM, yang adalah  mantan kepala UPTD Taman Budaya Provinsi NTT, menyampaikan laporan penyelenggaraan kegiatan tersebut, mengatakan, terimaksih banyak kepada Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT, yang sudah memberikan bantuan Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan kepada pihaknya, yaitu, Sanggar  Seni Budaya Latasga Helong, sehingga kegiatan ini dapat terlaksana.

“ Terimaksih banyak kepada Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, yang diwakili oleh Kabid Promosi, bapak Alfons Ara Kia. Terimakasih banyak kepada Kepala BPK Wilayah XVI NTT, I Made Dharma Suteja, yang sudah hadir pada kesempatan ini. Terimaksih juga kepada kepala Museum Daerah Provinsi NTT, Aplinuksi M.A Asamani, kepada para pegiat seni budaya dan semua hadirin yang hadir malam ini,” paparnya.

Seperti yang disaksikan media ini, kegiatan Pesta Nada dan Genre Musik Timor tersebut berjalan lancar dan mendapat aplaus meriah dari para penonton yang menyaksikannya. 

Ada Group Musik Tradisi Timor yang datang dari Ayotupas TTS, dari Amarasi kabupaten Kupang serta ada Group Musik yang datang dari Kabupaten Sikka  dan ada  juga Group Band   asal kota Kupang yang mengiringi perjalanan acara demi acara dengan musik dan lagu kolaboratif bernada Timor Dawan. 

Semua Group yang tampil malam itu, memainkan alat-alat musik tradisi yang unik, antara lain,  Biola,  Juklele, strem bass, dan tambur, yang dipadukan dengan musik kekinian sehingga  menghasilkan musik kolaborasi yang terdengar sangat harmoni, unik dan indah penuh pesona.

Dalam acara tersebut juga dilakukan penyerahan HAKI Genre Musik Timor, yang dilakukan oleh Kepala UPTD Taman Budaya Provinsi NTT, Mohadi, S.Sn, kepada Sofian Kurniawan selaku Ketua Sanggar Latasga Helong. 

Acara tersebut dimulai sejak Pukul.20.00 Wita dan berakhir pada Pukul 22.00 Wita. (ZamTGD/VN)

 

Share:

Sabtu, 16 September 2023

Workshop Tenun Ikat Ditutup, Nara Sumber Dapat Penghargaan, Peserta Dapat Pengetahuan

 

Kupang, Voice News Id – Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur,  I Made Dharma Suteja, S.S., M.Si,  menutup dengan resmi Kegiatan Workshop Tenuan Ikat yang dilaksanakan Selama 3 hari, sejak tanggal 14 sampai 16 September 2023.

“Saya mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada para peserta dari pelajar SMA Negeri 11, SMK Negeri 4 Kota Kupang, Mahasiswa dan Mahasiswi dari Universitas Nusa Cendana, para nara sumber, yang sudah selama 3 hari  hadir hingga suksesnya kegiatan yang kami gelar ini. Terimakasih berlimpah kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Dekranasda Provinsi NTT, UPTD Taman Budaya Provinsi, UPTD Museum Daerah Provinsi, BPMP Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang telah mendukung kami sehingga kegiatan workshop tenun ikat ini berjalan sesuai harapan,” Ucap I Made, mewakili lembaga yang dipimpinya itu.

Dia mengharapkan,  dengan pengetahuan yang diperoleh lewat Workshop tersebut, bisa dijadikan bekal untuk menjadi pelaku tenun ikat maupun menjadi pelaku usaha kecil  yang bergerak dibidang kain tenun ikat.

“Dengan mengucap Puji dan Syukur berlimpah Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, saya menutup acara Workshop Tenun Ikat ini dengan Resmi,” ucapnya disambut dengan tepuk tangan dari  seluruh peserta.

Setelah Penutupan Kegiatan, salah seorang peserta bernama Julie, mengatakan kepada media ini bahwa dirinya sangat bersyukur dan terimakasih kepada pihak Balai Pelestarian  Kebudayaan Wilayah XVI NTT, para nara sumber dan dua orang Instruktur dari Dekranasda Provinsi NTT, yang telah memberikan pengetahuan tentang teori dan praktek meneneun kain tenun ikat bermotif daerah NTT.

“Ini bekal bagi saya agar kedepan lebih semangat lagi bekerja menenun dan semoga dengan pengetahuan ini saya dapat mengerjakan kain tenun daerah yang bermanfaat bagi kehidupan di masa depan,” papar Mery penuh keyakinan. 

Sementara itu kedua orangNara Sumber dari Dekranasda Provinsi NTT, Septi Miriam Reo, Yul Efrin M Bureni, yang diwawancarai wartawan, mengatakan, saat mereka memberikan praktek tenun, para peserta mengikutinya dengan sungguh-sungguh dan akhrnya mereka mampu mengerjakan sendiri cara tenun ikat dengan baik.

Sesaat sebelum bubar, Kepala BPK Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur, I Made Suteja, menyerahkan penghargaan kepada kedua orang Nara Sumber dari Dekranasda Provinsi NTT, berupa Serifikat.

“Serifikat ini kami berikan sebagai penghargaan dan terimakasih kami atas pengetahuan Tenun Ikat yang telah diberikan dengan tulus kepada seluruh peserta,” tutur I Made. ( MJessi/VN) 

Share:

KASUS VINA TERBONGKAR

IKLAN BANNER

GALERY BUDAYA SUMBA

Label

PANORAMA PANTAI LAMALERA

BERITA TERBARU

GALERY BUDAYA MASYARAKAT SABU